undefined
undefined undefined

Warga Bebas Masuk Areal Stasiun

RANGKASBITUNG – Kebakaran rangkaian gerbong kereta api di stasiun Rangkasbitung pada Senin (11/10) dini hari, masih meninggalkan beberapa misteri. Dugaan sementara, kereta api dibakar oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Salah seorang warga Kampung Bedeng, Kelurahan Muara Cijung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Tri Mulyono menuturkan, tidak tahu persis awal kejadian kebakaran yang menimpa puluhan gerbong kereta api . Teriakan warga, kebakaran, kebakaran, kebakaran, membangunkan dirinya. Lantaran, panik dia langsung menyelamatkan kedua anaknya, karena khawatir yang terbakar rumahnya sendiri.

Katanya, pada saat itu diperkirakan pukul 1.20. Waktu itu juga, dia dan warga dengan menggunakan alat seadanya langsung berusaha memadamkan api. Sebagian lainnya, berusaha memutus rangkaian gerbong kereta api & langsung mendorong ke tempat yang aman. Tapi sayang, upaya tersebut tidak optimal karena api cepat membesar & banyak gerbong kereta yang hangus dilalap si jago merah.

Tri menambahkan, setiap malam keadaan rangkaian kereta api cukup sepi, tidak pernah dia melihat ada petugas keamanan yang patrol & memantau kondisi gerbong kereta. Warga Bedeng sendiri hanya melakukan siskamling di lingkungannya saja & tidak pernah sampai ke stasiun. Mereka menganggap, itu wilayahnya keamanan stasiun.

“Semestinya, taip satu jam sekali petugas keamanan stasiun memantau kondisi keamanan di gerbong. Karena, selama disini, saya & warga tidak pernah melihat mereka berkeliling mengamankan areal stasiun, khususnya ke gerbong kereta api,” katanya.

“Kami sibuk memadamkan api dan berhasil melepas beberapa rangkaian kereta api . Waktu itu, kami tidak melihat seorangpun petugas dari piket di stasiun Rangkasbitung,” ungkapnya.

Di ruang kerjanya, Kepala Stasiun Rangkasbitung Suratman mengatakan, Sampai saat ini belum ada kepastian tentang rencana evakuasi rangkaian gerbong kereta api. Pihaknya, masih menunggu hasil penyelidikan tim laboratorium forensik Mabes Polri. “Jika Puslabfor sudah selesai maka kami akan evakuasi bangkai kereta api ke bengkel Balayasa, stasiun besar Manggarai,” tutur Suratman.

“Kereta tersebut lambat berangkat karena rangkaian gerbong kereta api menginap di stasiun Citeras lantaran tempat parker di stasiun Rangkasbitung tak cukup. Selain itu, ada tambahan 8 gerbong kereta api dari Jakarta untuk melayani perjalanan kereta api dari stasiun Rangkasbitung,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dipo (Sarana PT KAI Stasiun Rangkasbitung) Pujiman mengklarifikasi jumlah gerbong yang terbakar. Dia mengatakan, kemarin jumlah gerbang kereta api yang dirilis ke media berjumlah 20 gerbong terdiri dari 17 gerbong rusak berat dan 3 gerbong rusak sedang. Sedangkan, 3 gerbong lagi yang rusak ringan belum dimasukan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, semua gerbong yang ikut terbakar dengan kategori rusak berat, sedang, dan ringan, sebanyak 23 gerbong.

Sementara itu, Direktur CV Tiara Pratama Imam Sutrisna membenarkan bahwa perusahaannya yang ditunjuk PT Kereta Api Indonesia (PT Persero) untuk membersihkan serta mencuci rangkaian gerbong kereta api. Tapi, pihaknya tidak mengetahui tentang peristiwa kebakaran yang menghanguskan 23 gerbong kereta. Setiap hari, 19 orang pekerja hanya membersihkan dan mencuci kereta sampai pukul 11.00 atau paling lambat 11.30. “Saya tidak tahu tentang masalah itu. Apalagi, ketuka kejadian saya berada di Jakarta,” tutur Imam kepada Radar Banten.

“Berdasarkan pengamatan saya selama ini, setelah mereka selesai membersihkan kereta. mereka langsung pulang ke rumah masing-masing, kebetulan rumah karyawan saya ada di sekitar stasiun. Mereka pun mengaku tidak tahu menahu tentang peristiwa tersebut,” tuturnya. (mg-05)

0 komentar

Posting Komentar