INILAH.COM, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menjaminkan US$300 juta (1,4%) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) untuk mendapatkan pinjaman anyar sebesar US$67,7 juta atau Rp600 miliar. Pinjaman tersebut dari Credit Suisse International.
Dalam laporan keuangan perusahaan BNBR per 30 September 2010 disebutkan BNBR memiliki utang jatuh tempo pada 4 Desember 2010 kepada Bank Sarasin-Rabo Ltd sebanyak US$15 juta. Dengan demikian pinjaman tersebut salah satunya untuk membayar utang perseroan. Saldo pinjaman mencapai US$55 juta atau sekitar Rp432,6 miliar.
Dalam rencananya, selain membayar utang Bank Sarasin, BNBR juga akan membayar utang ke Ascention Ltd sebesar Rp214 miliar. Sisa dananya dipakai untuk modal kerja.
Pinjaman dari Credit Suisse ini sudah ditandatangani pada Oktober lalu dengan jangka waktu 4 tahun.
Sedangkan pinjaman kepara Ascention sebesar US$128 juta akan jatuh tempo pada 30 Maret 2012. Pinjmana ini diperoleh sejak 5 Februari 2010 dengan bunga senilai US$6,4 juta pada awal periode. Namun pelunasannya bisa tunai atau obligasi konversi.
Demikian kata pengamat pasar modal Irwan Napitupulu kepada INILAH.COM. Menurutnya, investor masih punya peluang trading pada saham yang masih bullish serta secara teknikal masih di area support.
Dihubungi terpisah, Willy Sanjaya, analis dari Lautandhana Sekurindo juga mengakui adanya peluang penguatan pada saham grup Bakrie. Menurutnya, saham kelompok ini akan digerakkan untuk menjaga bursa saham, menjelang penawaran saham pertama Bumi Resources Minerals (BRMS). “Saham yang masih akan menguat adalah BNBR & ENRG,” katanya.
BRMS akan tercatat di BEI pada 9 Desember 2010. Namun, sekarang ini, investor mulai memperjualbelikan saham BRMS di luar bursa pada harga Rp780/saham, atau premium 22,8% dari harga perdana Rp635/saham. Selama bookbuilding, total pesanan investor mencapai US$1 miliar atau oversubscribed 5 kali. Dana hasil IPO ditargetkan mencapai Rp2,07 triliun.
Adapun ENRG telah menuntaskan akuisisi 10persen blok Masela di Laut Arafura, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lapangan gas Abadi di blok Masela menyimpan cadangan gas cukup besar serta diperkirakan mampu memproduksi sekitar 4,5 juta ton LNG per tahun dan 13 ribu barel kondensat per hari.
Kemudian US$15 juta kepada Bank Sarasin-Rabo (Asia) yang jatuh tempo pada 4 Desember 2010 dan sisanya untuk modal kerja. Manajemen mengatakan perseroan sudah mengurangi utang jangka pendek senilai Rp1,3 triliun sampai September 2010.
Sedangkan ELTY dinilai menarik terkait rencana perseroan membangun theme park Disneyland di Lido, Sukabumi, dengan kebutuhan dana US$1 miliar. Perseroan dikabarkan sudah menunjuk Barclays Plc. untuk mencarikan mitra strategis untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut. “Rekomendasi beli untuk ELTY,” ujarnya.
0 komentar
Posting Komentar